BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 27 Desember 2011

Aku, Kau dan Dirinya


Oleh: Dessy Susanti
Aku, Kau dan Dia

            Sekarang bulan Agustus, bulan depan sahabat yang sangatku sayangi akan menikah dengan kekasih yang telah dipacarinya selama 4 tahun. Yuli itu nama sahabatku, ia gadis yang sangat baik dan sangat mencintai kekasihnya. Sedangkan Yoga adalah nama kekasihya, laki-laki yang sangat sempurna dimatanya, “ia tampan, baik, sopan, penuh kasih sayang dan setia” begitu katanya.
            Aku teringat pada 7 tahun lalu, saatku duduk di bangku SMA aku sangat mencintai seorang pria bernama Prayoga Saputra atau Aku memanggilnya putra. Ia kakak kelasku, kami mulai dekat saat Aku mulai masuk sekolah. Ia sebagai ketua OSIS di sekolahku, ia sangat baik kepadaku dan dari situ kami mulai dekat. Setelah jadian, kemana-mana kami selalu bersama-sama, bahkan teman-teman suka meledek kami seperti perangko. Sebab setiap di luar kelas kami selalu berdua.
            Tetapi sikap Putra mulai berubah semenjak ia masuk bangku Kuliah, kami jadi jarang bertemu dan komunikasi kamipun mulai jarang. Sebab Putra bilang jarak tempat kuliah dengan sekolahku jauh, dan di kampusnyapun ia mulai sibuk dengan kegiatan-kegiatan barunya. Ia itu sangat senang berorganisasi dan bergaul, makanya sewaktu SMA dia bisa menjadi ketua OSIS.
            Dua Minggu sebelum Aku ujian Sekolah Putra terakhir menelponku, ia berkata untuk saat ini ia tidak mau mengganggu konsentrasi belajarku sehingga sampai ujian selesai Aku harus rajin belajar dan tidak usah memikirkan dirinya dulu. Akupun menuruti kemaunnya untuk tidak  bertemu dulu dengannya, karena Aku fikir ini juga untuk kebaikanku.
            Setelah Ujian selesai Akupun menghubunginya, tetapi No-nya tidak aktif. Akupun menunggu sampai ia menghubungiku kembali. Tetapi sampai satu bulan lebih ia tetap tidak menghubungiku. Akupun mulai gelisah dan bertanya-tanya, apa yang terjadi padanya sehingga ia menjauhiku dan meninggalkanku begitu saja. Akupun bertanya pada teman-temannya, tetapi temannyan menjawab tidak tahu apa-apa tentang Putra, dan berkata ia sedang dekat dengan gadis satu kampusnya. Hatiku sangat hancur mendengar berita itu, dan Aku mulai berusaha malupakannya. Kamipun berpisah tanpa ada kata putus dan tak bertemu lagi.
            Suatu hari keluargaku mengajak pindah ke Bogor karena ayahku membuka usaha baru di sana, Akupun langsung menyetujuinya karena Aku ingin kuliah di sana dan melupakan semua kenangan yang ada di sini bersama Putra.
            Setelah lulus kuliah Akupun memutuskan ke Jakarta untuk mencari pekerjaan di sana, sebab di sana aku bisa lebih gampang mencari pekerjaan yang sesuai bidangku. Setelah satu bulan Aku berkeliling mencari pekerjaan akhirnya aku diterima bekerja di sebuah Bank swasta yang cukup ternama.
            Di tempat kerja Aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat baik padaku, ia bernama Yuli. Walaupun ia seorang senior tetapi ia sangat ramah dan ia banyak mengajariku tentang segala hal mengenai kantor. Iapun mengajakku untuk tinggal satu Kos bersamanya ia bilang ia di sini tinggal sendiri, tidak bersama ke dua orang tuanya, sebab tempat Kosnya lebih dekat dengan jarak kantor.
            Kamipun menjadi sangat akrab dan menjadi sahabat, hampir setiap malam sebelum tidur kami selalu bercerita tentang hal-hal mengenai hidup kami masing-masing bukan hanya masalah kantor yang kami bicarakan, tetapi kami juga bercerita tentang masa lalu, keluarga, bahkan tentang pacar.
            Yuli bercerita bahwa ia mempunyai seorang pacar yang sangat dicitainya namanya Yoga. Katanya pria  itu sangat tampan, baik hati, sopan, penyanyang dan paling penting adalah setia. Ia menganggap dirinya sangat beruntung karena memiliki pacar seperti itu. Akupun menjadi sangat penasaran dengan sosok laki-laki yang sangat di kagumi sahabatku ini.
            Besok malam Aku akan di ajak menemui Yoga, sebab Yuli ingin pacar dan sahabatnya bisa dekat seperti sahabat sendiri. Malampun tiba Aku dan Yuli pergi menuju Kafe dimana kami akan bertemu dengan Yoga. Setelah sampai kami pun masuk dan menuju meja No.17 di sana sudah ada seorang laki-laki berkemeja hitam seperti menunggu orang, Mungkin itu Yoga. Ternyata benar, lelaki itu memang Yoga. Setelah duduk Aku mulai melihat sosok laki-laki itu tidak asing, dan pernah ku kenal.
            Yulipun mulai memperkenalkan Aku, dan memulai pembicaraan di antara kami. Ia berkata, “apa kamu gak kenal sama Yoga Lis, kalau tidak salah waktu SMA dia satu sekolah denganmu” sebenarnya siapa lelaki itu aku, apa dia benar satu sekolah denganku tetapi aku tidak mengenal nama Yoga sewaktu sekolah. Nama panjang Yoga itu Prayoga Saputra, Akupun terkejut mendengar itu. Apa benar lelaki itu adalah lelaki yang pernah kucintai??
            Wajah Yoga dan Putra sangat berbeda walau sekilas terlihat sedikit mirip, Yoga memiliki kulit yang putih dan terlihat pendiam. Sedangkan Putra yang dulu pernah ku kenal memiliki kulit yang hitam dan sangat suka berbicara. Aku masih belum yakin dengan semua ini. Masa iya mantan kekasihku sekarang bisa jadian dengan sahabatku.
            Yogapun mulai berbicara dan bercerita tentang masa-masanya sewaktu SMA. Ternyata dia benar Putra yang dulu pernah ku cintai. Akupun hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka dan Aku berpura-pura tidak mengenal Yoga.
            Malam itu Hp Yulin berbunyi sedangkan ia sedang berada di kamar mandi, iapun memintaku untuk mengangkatkan telponnya. Saat ku lihat nama Yoga Aku ragu untuk mengangkatnya, karena aku tidak sanggup mendengar suaranya. “Hallo sayang lagi apa?” suara laki-laki itu langsung berkata, Aku terdiam mendengar perkataan itu dan semakin teringat masa lalu. Aku langsung sadar dan langsung menjelaskan bahwa Yuli sedang di kamar mandi sehingga telponnya Aku yang mengangkatnya. Yogapun meminta maaf dan menanyakan kabarku, tak lama kami berbicara Yulipun datang dan Akupun Langsung cepat-cepat memberikan telponnya kepada Yuli.
            Pagi ini Aku berangkat kerja sendiri, sebab Yuli sedang tidak enak badan. Sewaktu makan siang Aku bertemu dengan Yoga, awalnya ia menanyakan kabar Yuli lama-lama ia mulai menanyakan keadaanku dan kami banyak membicarakan masa lalu dan yoga menjelaskan semua kejadian yang membuatnya mulai menjauh dariku. Akupun langsung percaya dengan semua yang di ucapkannya, karena aku masih sangat mencintainya kamipun bertukar No Hp.
            Setelah pertemuan itu kami masih terus sering bertemu diam-diam di belakang Yuli !
            Hari ini Aku menemui Yoga lagi, ia berkata padaku ia akan meninggalkan Yuli kalau Aku mau kembali kepadanya, tetapi Aku langsung menolaknya. Sebab Aku tidak mau menyakiti perasaan sahabatku, walau sebenarnya hatiku berkata masih sangat menyanyangi Yoga dan tidak rela ia dimiliki orang lain. Tetapi Aku tidak boleh egois, Aku yang telah hadir kembali di antara Yuli dan Yoga jadi Aku yang harus mengalah.
            Karena Yulidan Yoga orang Betawi, Yogapun melamar Yuli dengan adat Betawi. Bagi orang Betawi ngelamar adalah pernyataan dan permintaan resmi dari pihak keluarga laki-laki (calon tuan mantu) untuk melamar wanita (calon none mantu) kepada pihak keluarga wanita. Ketika itu juga keluarga pihak laki-laki mendapat jawaban persetujuan atau penolakan atas maksud tersebut. Pada saat melamar itu, ditentukan pula persyaratan untuk menikah, di antaranya mempelai wanita harus sudah tamat membaca Al Quran. Yang harus dipersiapkan dalam ngelamar ini adalah:
 1.Sirih lamaran
2. Pisang raja
3. Roti tawar
4. Hadiah Pelengkap
5. Para utusan yang tediri atas: Mak Comblang, Dua pasang wakil orang tua dari calon tuan mantu terdiri dari sepasang wakil keluarga ibu dan bapak.
# Bawa tande putus   
Tanda putus bisa berupa apa saja. Tetapi biasanya pelamar dalam adat betawi memberikan bentuk cincin belah rotan sebagai tanda putus. Tande putus artinya bahwa none calon mantu telah terikat dan tidak lagi dapat diganggu gugat oleh pihak lain walaupun pelaksanaan tande putus dilakukan jauh sebelum pelaksanaan acara akad nikah.
Masyarakat Betawi biasanya melaksanakan acara ngelamar pada hari Rabu dan acara bawa tande putus dilakukan hari yang sama seminggu sesudahnya. Pada acara ini utusan yang datang menemui keluarga calon none mantu adalah orang-orang dari keluarga yang sudah ditunjuk dan diberi kepercayaan. Pada acara ini dibicarakan:
1. apa cingkrem (mahar) yang diminta
2. nilai uang yang diperlukan untuk resepsi pernikahan
3. apa kekudang yang diminta
4. pelangke atau pelangkah kalau ada abang atau empok yanng dilangkahi
5. berapa lama pesta dilaksanakan
6. berapa perangkat pakaian upacara perkawinan yang digunakan calon none mantu pada acara resepsi
7. siapa dan berapa banyak undangan.
# Akad Nikah
Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan rangkaian pra-akad nikah yang terdiri dari:
1. Masa dipiare, yaitu masa calon none mantu dipelihara oleh tukang piara atau tukang rias. Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan, kesehatan, dan memelihara kecantikan calon none mantu untuk menghadapi hari akad nikah nanti.
2. Acara mandiin calon pengatin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad nikah. Biasanya, sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit dulu selama sebulan oleh dukun manten atau tukang kembang. Pada masa pingitan itu, mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu agar pernikahannya kelak berjalan lancar.
3. Acara tangas atau acara kum. Acara ini identik dengan mandi uap yang tujuanya untuk membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih tertinggal. Pada prosesi itu, mempelai wanita duduk di atas bangku yang di bawahnya terdapat air godokan rempah-rempah atau akar pohon Betawi. Hal tersebut dilakukan selama 30 menit sampai mempelai wanita mengeluarkan keringat yang memiliki wangi rempah, dan wajahnya pun menjadi lebih cantik dari biasanya.
4. Acara ngerik atau malem pacar. Dilakukan prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu digunting. Selanjutnya melakukan malam pacar, di mana mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.
Setelah rangkaian tersebut dilaksanakan, masuklah pada pelaksanaan akad nikah. Pada saat ini, calon tuan mantu berangkat menunju rumah calon none mantu dengan membawa rombongannya yang disebut rudat. Pada prosesi akad nikah, mempelai pria dan keluarganya mendatangi kediaman mempelai wanita dengan menggunakan andong atau delman hias. Kedatangan mempelai pria dan keluarganya tersebut ditandai dengan petasan sebagai sambutan atas kedatangan mereka. Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain: Sirih nanas lamaran, sirih nanas hiasan, mas kawin, miniatur masjid yang berisi uang belanja, sepasang roti buaya, sie atau kotak berornamen Cina untuk tempat sayur dan telor asin,  jung atau perahu cina yang menggambarkan arungan bahtera rumah tangga, hadiah pelengkap, kue penganten, kekudang artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none calon mantu sejak kecil sampai dewasa
Pada prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki kediaman mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang Pintu”. Pada prosesi tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai pertandingan silat serta dilantunkan tembang Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Semua itu merupakan syarat di mana akhirnya mempelai pria diperbolehkan masuk untuk menemui orang tua mempelai wanita.
Pada saat akad nikah, mempelai wanita Betawi memakai baju kurung dengan teratai dan selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong. Kemudian pada dahi mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang menandakan bahwa ia masih gadis saat menikah.
Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem, jas, serta kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, baju gamis, dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie menjadi tanda haraan agar rumah tangga selalu rukun dan damai.
Setelah upacara pemberian seserahan dan akad nikah, mempelai pria membuka cadar yang menutupi wajah pengantin wanita untuk memastikan apakah benar pengantin tersebut adalah dambaan hatinya atau wanita pilihannya. Kemudian mempelai wanita mencium tangan mempelai pria. Selanjutnya, keduanya diperbolehkan duduk bersanding di pelaminan (puade). Pada saat inilah dimulai rangkaian acara yang dkenal dengan acara kebesaran. Adapun upacara tersebut ditandai dengan tarian kembang Jakarta untuk menghibur kedua mempelai, lalu disusul dengan pembacaan doa yang berisi wejangan untuk kedua mempelai dan keluarga kedua belah pihak yang tengah berbahagia.
            Setelah acara pernikahan selesai Akupun memutuskan untuk kembali ke Bogor, dan meninggalkan semua kisahku di sini, memberikan cinta dan kebahagiaanku untuk sahabatku walau ia tidak pernah tahu apa yang telah terjadi.
tugas 5

0 komentar: