BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 06 Desember 2011

UJIAN

Oleh : Siti Chodijah Juniati
Pukul sebelas malam mataku tak kuasa menahan kantuk lalu ku hentikan pekerjaanku. Kini waktuku beristirahat untuk melepaskan rasa lelah karena sudah seharian beraktivitas di luar rumah. Sembari duduk aku rapihkan buku-buku yang berserakan di atas meja lalu sekejap aku mengangguk tak lama aku membuka mata, suasana kamarku berubah seakan-akan aku berada di temapat yang tidak asing bagiku. Yang awal susana begitu gelap kini menjadi terang karena sinar matahari pagi.
            Kini aku berada di suatu tempat yang tak lain adalah kampusku. Aku berdiri tidak jauh dari depan gerbang sekitar ± 5 m, persis di mana tempat aku turun dari angkot kemudian aku menyeberang jalan dan memasuki kampus. Ku lihat suasana begitu sepi tidak ada satupun orang mahasiswa yang biasanya bertenger di depan kampus. Namun, yang ku lihat hanya satpam dan beberapa mobil dan motor yang berderetan di parkiran. Setelah beberapa langkah aku melihat beberapa mahasiswa di lantai bawah dan atas berlalu lalang seperti mencari kelas. Aku bingung dan terus bertanya-tanya dalam hati, ada apa ini? Kenapa seperti ini? Suasana kampus biasanya tidak seperti ini, jika benar begini itu karena sedang ada ujian.
            Aku terus melangkahkan kakiku menuju tempat lift yang berada di gedung Auditorim. Sesamapai di sana, ku tekan tombol atas dan tak lama lift pun terbuka kemudian aku masuk. Di dalam lift hanya ada tiga orang saja, aku dan dua orang perempuan. Aku heran melihat mereka begitu sibuk membaca buku, tapi aku tak peduli lalu ku tekan tombol 6. Tidak lama kemudian dua orang perempuan itu keluar dari lift ke lantai 4, dan kini aku sendiri menuju lantai 6, tak lama sampai.
            Saat keluar dari lift aku semakin bingung karena suasana di ruangan ini semakin sepi. Di lantai ini benar-benar sunyi dan sepi tidak ada suara-suara dosen mengajar maupun suara-suara mahasiswa yang biasanya asyik mengobrol dan bercanda di depan kelas. Kemudian ku lewati dan melihat isi setiap kelas, di dalamnya terdapat dua orang dosen seperti sedang mengawas dan mahasiswapun serius seperti sedang mengisi soal. Penasaran ku menjadi-jadi, sebenarnya aku ingin bertanya tentang hal ini kepada siapa saja yang tadi ku lihat tapi sepertinya tertahan. Namun, setelah ku amati ternyata benar hari ini sedang ujian.
            Agar manambah keyakinanku, ku langkahkan kaki dengan cepat menuju kelasku dan ku lihat ternyata yang berada di dalam kelas bukan teman-temanku mereka orang lain. Dari sudut ke sudut di lantai ini ku cari ruangan ujianku namun tak ku dapati. Setiap kelas yang kulihat hanya orang lain, tidak ada satupun teman-temanku di dalamnya. Herannya, kenapa tidak sedikitpun aku ingat kalau hari ini ujian? Tanpa putus asa aku terus mencari ruanganku. Entah mengapa, sedang begini sibuknya mencari kelas lift tiba-tiba saja mati, dengan terpaksa aku turun dengan tangga.
            Aku turuni anak-anak tangga dari lantai ke lantai, gedung per gedung hanya untuk  mencari ruang ujianku. Namun hasilnya sia-sia, tidak ada satu kelaspun yang menunujukkan keberadaan temanku. Anehnya lagi, kenapa aku tidak mempunyai kartu ujian? Jika ada, tidak susah payah aku mencari karena hanya dengan melihat kartu aku akan mudah menemukan ruangan itu. Kemudian akuu coba hubungi teman tapi tak ada jawaban. Ini semua sungguh aneh, ada apa sebenarnya?
            Hampir ku putus asa mencari kelas kesana-kemari sehingga rasa lelah dan pegal menghampiriku, kemudian aku duduk di anak tangga dan bersandar ke tembok yang berada di depan rungan aula di gedung Rektorat. Semua rasa sedih, bingung, takut, dan malu semua tercampur aduk di dalam benakku. Ingin rasanya menangis tapi ku tahan.
            Suasana masih hening dan sunyi tiada suara, meskipun ada hanya terdengar suara langkah-langkah sekejap lalu menghilang dan suara-suara kendaraan yang berlalu lalang di depan gerbang. Aku berdiam diri sejenak, tidak lama terdengar suara yang seseorang memanggilku. Aku tidak tahu darimana datangnya suara itu? Suara seorang wanita yang sangat akrab di telingaku. Ku lihat ke kanan dan ke kiri tidak ada siapapun ku lihat, hanya ada satpam laki-laki tentunya bukan wanita.
 Aku beranjak dari tempat dudukku kemudian berjalan mencari dimana dan darimana asal datangnya suara itu. Tak lama kemudian ada sebuah tangan yang menepak pundakku dari belakang dan aku menoleh ternyata dia ibuku. Tersentaklah aku karena kaget, ibuku membangunkan aku dari tidur agar aku pindah di tempat tidur. Kini aku sadar, ternyata semua ini hanyalah sebuah mimpi belaka karena aku terlalu setres memikirkan tugas-tugas yang menumpuk sedangkan ujian sudah dekat.


Tugas 2 Penpop

0 komentar: