BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 15 Januari 2012

DONI, ANAK YANG TAK TAHU DIRI

Oleh : Senandu Zanuar Biru

Pagi hari yang cerah ini, kutelusuri persawahan. Aku adalah Ilham berumur 12 tahun, Ilham anak dari pemilik sawah ini. Ketika Ilham berjalan melewati jalan setapak disawah, Ilham mendengar ada suara yang minta tolong. Suaranya begitu keras. Tolong...tolong  !!!!!. Ilham pun melihat kekanan dan kekiri. Tapi Ilham tak temukan juga suara yang meminta tolong tersebut. Lalu Ilham terus berjalan dan mecari dimana suara itu berasal.

Tak lama dalam pencariannya, Ilham melihat sosok anak yang sebaya dengannya, terpendam dalam lumpur yang berada disawah. Ilham pun terkejut melihatnya, ternyata dia adalah Doni. Ia anak yang sangat terkenal dengan nakalnya. Ia selalu membuat kegaduhan saat bermain. Karena kenakalannya itu, tak satupun teman-teman yang suka padanya. Mereka selalu menghindar jika Doni menghampirinya dan selalu menyudahi permainan mereka.

Ya, begitulah anak yang nakal dan sombong pasti selalu disegani oleh teman-temannya. Saat Ilham terdiam mengingat kenakalan Doni. Tiba-tiba Doni memanggilnya dengan lantang. “Ilham..Ilham..Tolong aku !” Seru Doni yang keras. Lalu Ilham merasa kaget dengar suara yang keras itu. Ilham  ingin menolong  Doni. Tapi jika Ilham mengingat kenakalannya, Ilham sangat segan untuk menolongnya. “Tetapi aku tidak boleh begitu, walaupun dia sangat nakal, harus tetap menolongnya.” Seru Ilham.

Ilham pun menghampiri Doni yang terpendam dalam lumpur. “Don, kok kamu bisa terpendam dalam lumpur itu ?” Tanya Ilham penasaran. “Ah, kamu malah tanya itu. Tolongin aku dulu dong. Aku sudah lemas dan tidak bisa bergerak.” Jawab Doni galak. “Aku kan hanya tanya saja Don.” Seru Ilham. “ Ya sudah bantu aku keluar dari lumpur ini.” Seru Doni.

Lalu Ilham pun berfikir, bagaimana caranya untuk mengeluarkan Doni dari lumpur itu. Tetapi Doni hanya bisa marah-marah untuk segera membantunya keluar. Sebenarnya Ilham sedikit agak kesal, karena Doni tidak sabar untuk menunggu. Akhirnya Ilham pun tahu bagaimana mengeluarkan Doni dari lumpur. Ilham pun berlari pergi meninggalkan Doni. Tetapi Doni berteriak memanggilnya,  mungkin menurut Doni, Ilham tidak akan membantunya. Padahal Ilham sedang mencari tongkat kayu yang panjang untuk menarik Doni keluar dari lumpur itu.

Beberapa menit kemudian Ilham kembali ketempat Doni terpendam dilumpur itu dengan membawa tongkat kayu yang panjang. “Aku kira kamu tidak akan menolongku.” Kata Doni. “Aku tidak mungkin seperti itu, memangnya kamu. Pasti jika aku terpendam disitu, belum tentu kamu akan membantuku” Seru Ilham dengan sinis. Tetapi Doni hanya tersenyum saja mendengar perkataan Ilham  seperti itu. Lalu  Ilham  menyodorkan tongkat kayu itu kepada Doni, Ilham pun menyuruh Doni untuk memegang erat tongkat ini. Saat Doni memegang tongkat kayu, Ilham pun perlahan-lahan menariknya dengan sekuat tenaga. Sedikit demi sedikit badan Doni terangkat dari lumpur.

Akhirnya Ilham pun dapat mengeluarkan Doni dari lumpur. Doni pun terlihat lemas saat badannya terbaring dijalan setapak sawah. “Ilham apakah kamu mau menggendongku, aku sangat lemas dan tidak kuat untuk berjalan. Ibu guru pernah berkata jika kita menolong seseorang tidak boleh setengah-setengah.” Kata Doni dengan muka memelas. Ilham pun  tidak tega melihat Doni seperti itu. kemudian Ilham berjongkok agar Doni dapat digendongnya.

“Ilham, kamu sangat baik sekali kepdaku.” Kata Doni. “Itu gunanya teman, jika kita berbuat baik pasti kita akan selalu dapat pertolongan.”Kata Ilham dengan bijaksana. “Tapi aku kan selalu jahat sama kamu. Kenapa kamu mau membantuku ?” Tanya Doni. “Karena aku tidak tega melihat orang yang sedang mendapat musibah.” Seru Ilham.

Tak beberapa lama, Ilham merasa keletihan menggendong Doni. Ilham pun bertanya kepada Doni, apa ia sudah tidak merasa lemas. Tiba-tiba Doni merintih kesakitan. Ia berkata bahwa perutnya sangat sakit sekali. Ilham pun berhenti di rumah bambu yang biasa disebut gubuk. “Perutmu kenapa Don ?” Tanyaku heran. “Perutku sakit sekali, kalau perutku sakit seperti ini, bagaimana aku bisa berjalan.” Kata Doni sambil merintih kesakitan. Ilham pun semakin bingung. Sedangkan Ilham sangat lelah sekali. Cukup lama juga Ilham menggendong Doni. Tetapi Ilham tidak tega melihat Doni kesakitan seperti itu. Akhirnya Ilham putuskan untuk menggendong Doni kembali, dalam perjalanan Doni pun tetap merintih kesakitan.
Ditengah perjalanan Doni merasa lapar ia ingin sekali makan sesuatu. Kaki doni merasakan ada yang menonjol disaku belakang celana Ilham. Dan ia pun bertanya kepada Ilham, “Apa yang berada didalam saku celanamu ?” Tanya Doni.  Ternyata itu roti Ilham, yang sengaja ia simpan untuk cemilannya. Doni pun tanpa pikir panjang meminta roti itu kepada Ilham. Ilham pun membaginya dengan syarat harus membagi dua roti itu dengannya. Doni pun mengambil roti yang berada disaku Ilham. Dengan lahap ia pun memakannya. Tetapi Ilham tidak mengetahui bahwa rotinya telah habis dimakan Doni. Padahal Ilham telah mengingatnya untuk membagi dua roti itu, tetapi Doni tidak menghiraukan ucapan Ilham. Ilham dengan niat baik sudah menggendong Doni yang kesakitan, tetapi Doni tidak tahu diri.

Tanpa sepengetahuan Ilham yang sedang menggedong Doni. Doni tertidur pulas dalam gendongan Ilham. Tanpa sadar sudah cukup jauh ia menelusuri sawah yang luas sekali. Ilham pun mersa keletihan. Dan ia memutuskan untuk beristirahat sebentar. “Don, aku sangat letih apakah kamu sudah merasa enakkan?” Tanya Ilham. Tetapi Doni tidak menjawab pertanyaan Ilham. Ternyata Doni tertidur pulas, Ilham pun mengetahuinya. “Hey Don, kamu malah enak-enakan tidur, sedangkan aku sangat cape menggedongmu sejauh ini.” Teriak Ilham. Akhirnya Doni pun bangun dan kaget mendengar teriakkan Ilham. Ilham pun mersa kesal dan ia menurunkan Doni dari gendongannya. Tetapi Doni tidak meminta maaf, tiba-tiba ia kembali merintih kesakitan. Ilham pun curiga dengan sikap Doni yang terus merintih kesakitan dan berkata bahwa badanya masih terasa lemas.

Ilham pun akhirnya beradu mulut dengan Doni, karena merasa dirinya dimanfaatkan oleh Doni yang berpura-pura sedang sakit. Saat keganduhan antara Ilham dan Doni. Tiba-tiba datang Alex, Alex tidak sengaja melewati jalan itu dan mendengarkan kagaduhan itu. Alex pun menanyakan apa yang sedang Ilham dan Doni lakukan. Ilham pun menceritakan Kejadiannya kepada Alex.

Saat mendengar itu Alex pun mengerti, ternyata Ilham hanya dimanfaatkan oleh Doni. Tetapi Doni tidak mengakuinya, ia selalu membenarkan kata-katanya sendiri. Doni tidak menerima perkataan yang diucapkan Alex, lalu ia berjalan kearah Alex untuk memukulnya. Tetapi Alex bisa menghindarnya.

Tanpa sadar Doni pun sudah terlihat tidak lemas dan bisa berjalan. Melihat itu Ilham langsung berkata, “Don, kamu bilang kamu masih sakit dan lemas, tetapi sekarang kamu bisa berjalan.” Seru Ilham. “Iya tuh benar.” Kata Alex. “Hmmmm..Aku..Aku..” Kata Doni sambil berlari karena ia sudah ketawan bahwa ia hanya memanfaatkan Ilham. Tiba-tiba saat Doni Lari begitu cepat, Doni terpeleset jalan yang licin. Ia pun merintih kesakitan dan meminta tolong kepada Ilham dan alex. Tetapi Ilham dan Alex hanya diam. Ia berkata, “Itulah akibatnya, Jika sudah ditolong tidak tahu diri” seru Ilham. “Betul..betul..betul..”Kata Ilham. Ilham dan Alex akhirnya meninggalkan Doni yang sedang kesakitan. Agar ia bisa berfikir untuk sadar dengan kelakuan yang ia perbuat.

0 komentar: