BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 30 Januari 2012

OPERASI


Nama                           : AFRIZAL ZAINUDIN
NIM                            : 2009070008
Mata Kuliah                : Penulisan Populer  II
Fakultas/Jurusan          : Sastra Indonesia
Semester                      : V(Lima)
Dosen                          : Novi Diah H.,M.Hum

OPERASI
                 Sabtu pagi yang cerah kuhirup udara yang sangat sejuk, ya ini waktunya weekend, dan aku pun harus pergi ke suatu tempat,bersama kedua orangtua ku. Pukul 08.30 kami berangkat ke tempat yang berada di daerah Cipondoh-Tangerang. Lumayan jauh untuk sampai kesana.
                 Akhirnya sampailah kami di tempat itu. Perlahan ku dorong pintu kaca dan segera masuk ke sana. Gedung ini beraroma aneh dan dipenuhi orang-orang yang takku kenal.  Ku lihat orang-orang sibuk mengantri panggilan untuk dapat masuk ke sebuah ruangan yang didalamnya terdapat seorang pria berjas putih dengan berbagai macam peralatannya.
                  Aku melanjutkan perjalananku berkeliling ruangan. Kini aku menuju ke ruang kecil yang mengantarku ke lantai atas, di dalamnya terdapat orang yang duduk di kursi roda dengan kakinya terbungkus kain berwarna putih. Sungguh mengerikan. Lalu sampailah aku di lantai  empat gedung ini. Aku masuk ke dalam ruangan bersekat-sekat. Kulihat seorang wanita tua terbaring lemah di atas kasur dengan tangan ditempelkan pada selang-selang dengan botol tergantung di tiang  sampingnya. Pandanganku kembali berpusat pada wanita yang baru saja datang membawa sebotol obat dan alat untuk menyuntik. Aku langsung merinding ketakutan. Untung saja aku salah ruangan.
                  Sudah hampir pukul 11.00 ibu dan bapak mengajakku bergegas mencari Ruangan  Anggrek 401. Hmm..Ruangan Anggrek,dari namanya ruangan itu pasti menyenangkan pikirku. Tapi ternyata,ruangan ini sama dengan ruangan lainnya. Datanglah seorang pria memakai kemeja berwarna biru dengan jas putih,gagah sekali. Tiba-tiba jantungku berdebar lebih kencang. Entahlah ,aku tiba-tiba takut. Kali ini seorang wanita berbaju putih menghampiriku. Ia menyuruhku rileks. Tiba-tiba saja ia menyuntikku,aku pun pasrah dan meringis ketakutan. Ooh Tuhan… mereka benar-benar membuat jantungku berdebar-debar. Tiba-tiba ia berkata “operasi akan dilakukan besok jam 08.00”.Ya Tuhan jantung ini semakin berdebar kencang. Tidak ini pasti salah,pasti salah….
                 Tiba-tiba dari kejauhan aku mendengar suara langkah kaki berlari dengan cepat. Meskipun jantungku terus berdetak dengan kencang. Tetapi aku tetap fokus pada persoalan yang sedang aku hadapi saat ini. Aku sangat bingung,sakit apa aku ini ?.Sampai-sampai aku harus di operasi. Ayah dan ibuku entah berada dimana,aku berharap mereka berdua datang menolongku. Ayah … Ibu … Tolonglah aku.
                 Perlahan-lahan cairan yang disuntikan ke dalam tubuhku mulai bereaksi. Tubuhku mulai merasa lemas,aliran darahku seakan-akan berhenti.Kepalaku berat,mulutku tak dapat lagi digunakan untuk berbicara. Mataku pun mulai lelah untuk menatap indahnya dunia.Tetapi telingaku masih dapat mendengar dengan jelas semua pembicaraan dari dokter dan suster yang berada di dekatku.Ya Tuhan ….. Jangan operasi aku. Aku tidak ingin di operasi,hentikan semua ini ya Tuhan.
                 Ayah dan ibuku akhirnya datang,aku sangat gembira sekali.Meskipun aku sudah tertidur dengan lelap,tetapi telingaku masih dapat mendengar semua pembicaraan yang ada di sekitarku. Aku mendengar ayahku berbicara dengan dokter dan suster yang sedang menangani penyakitku ini. Dan aku dapat merasakan tangan lembut ibuku sedang mengelusku. Perlahan aku mulai merasa tenang,hidupku bagaikan di surga. Terima kasih ya Tuhan …
                  Tetapi semua ini belum berakhir,aku mendengar pembicaraan antara ayahku dan dokter tidak menemukan titik terang. Ya Tuhan … Ada-ada saja. Aku merasa tidak ada yang salah pada diriku ini. Sakit yang aku derita hanyalah demam biasa. Sudah dua hari demam yang aku derita tak kunjung reda,sehingga ayah dan ibuku mengajak aku pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaanku.
                   Meskipun aku tidak dapat melihat,tetapi aku dapat merasakan kalau aku sudah cukup lama berbaring di kasur ini. Detik demi detik telah berlalu,suara jarum jam terdengar jelas di telingaku. Aku ingin bangkit,tetapi tubuh ini sangat berat sekali. Aku rasa cairan yang disuntikan ke dalam tubuhku ini terlalu banyak dosisnya. Ibu …. Tolong bangunkan aku ibu. Aku sangat yakin,semua ini pasti hanya salah paham saja. Ayah …. Teruslah bersemangat,bela anakmu ini terus. Dokter ini pasti salah dan suster ini juga pasti salah.
                    Tujuanku datang ke rumah sakit ini adalah hanya untuk memeriksa keadaanku saja,tidak untuk di operasi. Tetapi aku tidak dapat berbuat apa-apa ketika suster itu menghampiriku dan menyuntikkan cairan ke dalam tubuhku. Sekarang aku hanya bisa pasrah dan terus berdoa kepada Tuhan. Aku sangat yakin semua ini pasti berakhir. Berikan aku kekuatan ya Tuhan,untuk bangkit dan menyelesaikan semua ini. Aku sudah tidak tahan lagi,aku lelah terbaring di sini,dan bukan pula di sini tempatku berada.
                     Saat-saat yang dinantikan akhirnya datang juga. Mataku terbangun dari tidurnya,aliran darahku mengalir dengan deras,tubuhku seringan kapas. Terima kasih Tuhan. Akhirnya Engkau mendengar doaku. Aku yakin semua ini pasti karenamu.
                       Aku bangun dan tersenyum kepada ibuku,aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 12.00 wib, dan suara adzan zhuhur pun telah berkumandang. Aku nikmati sejenak indahnya dunia ini. Semua mata tertuju kepadaku,seakan-akan aku adalah pelaku utama dalam suatu kejahatan. Dan di saat itu juga datanglah seorang suster cantik dengan napas terengah-engah. Suster itu berkata”dokter kemana saja,pasien di ruang 456 sedang menunggu dokter untuk di operasi”. Akhirnya aku dapat bernapas dengan lega,semua ini hanya salah paham saja. Aku masih terdiam dan tersenyum menyaksikan semua ini. Aku tidak percaya,mengapa semua ini terjadi kepada diriku.
                       Dokter dan suster itu meminta maaf kepadaku dan juga ayah ibuku. Dokter itu juga tidak tahu mengapa semua ini dapat terjadi. Ilmu kedokterannya yang ia pelajari selama bertahun-tahun terasa hilang dalam hitungan detik. Ayah dan ibuku tidak menghiraukan masalah itu lagi,kita semua hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Bagiku ini adalah sebuah anugerah terindah yang pernah aku dapatkan. Seandainya saja aku jadi di operasi,aku tidak yakin nyawaku akan selamat.

0 komentar: