BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 31 Januari 2012

Ali si Anak Nakal

oleh : Dessy Susanti

Ali si Anak Nakal
            Di sebuah desa, ada seorang anak laki-laki yang bernama Ali. Ia berumur sepuluh tahun, sejak kecil Ali sangat nakal. Ia suka mengganggu teman-teman sebayanya, ia juga melawan kepada kedua orang tuanya apa-apa yang ia inginkan harus terpenuhi. Ia tinggal dari keluarga tidak mampu, tapi tingkahnya seperti orang kaya. Apa yang dimiliki temanya, ia harus memilikinya juga.
            Ayah Ali bekerja di sawah milik tetangganya, karena ayahnya tidak mempunyai uang untuk membeli sawah. Sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu di rumah tetangga yang kaya raya dan baik hati.
            Ali sangat manja kepada orang tuanya, karena Ali hanya anak tunggal. Apa saja yang diinginkan Ali, orang tuanya akan berusaha memenuhinya dengan cara apapun. Suatu hari Ali meminta dibelikan sepeda kepada ayahnya, karena temannya baru dibelikan sepeda oleh ke dua orangtuanya, Ali merasa iri dan tidak mau kalah dengan temannya. Ia menangis seharian, sehingga orang tuanya tidak tega melihat anak kesayangannya menangis. Akhirnya ayahnya memutuskan untuk menjual kambing satu-satunya milik mereka dan membelikan sepeda baru untuk Ali.
            Semakin lama tingkah Ali semakin tidak karuan, ia semakin sombong dan nakal kepada teman-temannya. Ali tidak memiliki teman dekat, karena temannya tidak suka dengan sifat Ali yang sombong dan nakal. Ia juga suka memukul temannya jika temannya tidak mendengarkan apa katanya.
            Di sekolah ia juga sering berbuat onar, ia suka mengambil barang milik temannya yang tidak ia miliki untuk ditunjukan kepada teman-temannya dirumah. Teman sekolahnya juga takut kepada Ali, karena ia memiliki tubuh yang lumayan besar. Sehingga teman-temannya tidak berani melawannya.
            Para orangtua teman Ali sering datang kerumah untuk mengadukan kelakuan nakalnya. Orangtua mereka mengadu mulai dari Ali memukul anaknya sampai Ali mengambil barang-barang milik anak mereka, dan para orangtua meminta ganti rugi atas apa yang telah diperbuat Ali. Sebenarnya orangtua Ali juga sudah lelah dan sangat sedih dengan semua masalah yang diperbuat anakya. Tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa atau memarahi anaknya, karena mareka sangat menyayangi anak sematawayangnya itu.
            Suatu hari ayah Ali jatuh sakit, keuangan keluarga mereka semakin kekurangan, sebab gaji dari ibunya digunakan untuk membeli obat ayahnya, dan perhatian ibunya pun terbagi untuk merawat ayahnya yang sedang sakit. Sehingga Ali merasa ibunya sudah tidak sayang dan tidak dapat memenuhi apa yang ia inginkan. Ali pun pergi dari rumah.
            Sejak kepergian Ali kondisi kesehatan ayahnya semakin memburuk dan akhirnya ayahnya pun meninggal dunia. Kini ibunya hanya tinggal seorang diri, ia haya bisa termenung dan berharap anak kesayangannya akan lekas pulang.
            Saat pergi dari rumah Ali tinggal di pinggir pasar, ia tidur di pinggir took-toko yang sedang tutup. Untuk makan ia mencuri barang-barang orang yang ada di pasar. Di pasar ini ia dapat melihat berbagai macam orang, mulai dari para pedagang, pembeli yang kayaraya, sampai pengemis. Dan ia dapat menilai kelakuan mereka.
            Ali suka memperhatikan kelakuan orang-orang di pasar. Ada pedagang yang jujur dan ada juga yang curang. Ia juga melihat kelakuan pengemis-pengemis malas bekerja dan hanya ingin meminta-minta kepada orang. Di sana juga ada preman-preman yang suka meminta jatah uang secara paksa. “Apakah aku seperti preman itu yang suka mengambil milik orang dengan paksa?”, gumam Ali dalam hati.
            Pagi itu Ali melihat seorang anak kecil bersama lelaki tua sedang duduk di pinggir toko yang sedang tutup. Anak itu sedang menyuapi nasi bungkus kepada lelaki tua itu. Setelah menyuapi lelaki tua itu, si anak berjalan menuju tengah pasar dan mencari pembeli yang ingin dibawakan barang dagangannya. Melihat anak itu Ali teringat kepada orang tuanya. Padahal anak kecil itu baru berumur sekitar tujuh tahun, tetapi ia sudah dapat membantu orangtuanya. Sedangkan Ali yang jauh  lebih besar hanya bisa membuat repot orangtuanya.
            Akhirnya Ali pun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dan ingin berbuat baik kepada ke dua orangtuanya.
            Saat  sampai dirumah Ali langsung berteriak memanggil orangtuanya. “Ayah, ibu aku pulang”. Tetapi tidak ada jawaban dari dalam rumah, dan Ali pun menanyakan di mana keberadaan orangtuanya kepada para tetangga.
            Tetangganya pun menceritakan semua yang telah terjadi sejak kepergian Ali. Dan memberitahu bahwa ayahnya telah meninggal satu minggu yang lalu. Tetangganya pun memberitahu di mana jenazah ayahnya di makamkan.
            Ali pun langsung berlari berlari menuju tempat ayahnya di makamkan, ia melihat ibunya sedang termenung di depan sebuah makam yang mungkin itu makam ayahnya. Ali pun langsung mendekati ibunya dan langsung memeluknya. Ibunya pun kaget dan merasa senang melihat anaknya telah kembali.
            Ali menceritakan kehidupannya sejak pergi dari rumah, dan ia berjanji akan berubah. Sekarang Ali menjadi anak yang baik dan selalu menolong ibunya.

0 komentar: